Jumat, November 23, 2007

Handout OP Pt ke-7

BUDAYA ORGANISASI


Budaya telah menjadi konsep penting dalam memahami masyarakat dan kelompok manusia untuk waktu yang lama.

Budaya merupakan suatu system nilai-nilai yang dirasakan maknanya oleh seluruh orang dalam organisasi. Selain dipahami , seluruh jajaran meyakini system nilai-nilai tersebut sebagai landasan gerak organisasi. ( Robbin 90)

Budaya organisasi sebagai seperangkap sikap, nilai-nilai, keyakinan, dan prilaku yang dipegang oleh sekolompok orang dan dikomunikasikan dari generasi ke generasi berikutnya.

Budaya organisasi adalah sebagai pola yang terdiri atas kepercayaan dan nilai-nilai yang memberi arti bagi anggota suatu organisasi , serta aturan-aturan bagi anggota untuk berperilaku di organisasinya.

Budaya organisasi adalah system nilai-nilai yang diyakini semua anggota organisasi dan dipelajari , diterapkan serta dikembangkan secara berkesinambungan, berfungsi sebagai system perekat, dan dapat dijadikan acuan berperilaku dalam organisasi untuk mencapai tujuan perusahaan yang telah ditetapkan.

Fungsi Budaya Organisasi
1. Peran pembeda yang jelas antara satu organisasi dengan yang lain.
2. membawa suatu rasa identitas bagi anggota organisasi.
3. mempermudah timbulnya pertumbuhan komitmen pada sesuatu yang lebih luas daripada kepentingan diri individual.
4. meningkatkan system social.
5. mekanisme pembuat makna dan kendali untuk memadukan dan membentuk sikap serta perilaku para karyawan.


Budaya Organisasi Terbentuk Karena Beberapa Unsur:
lingkungan usaha , lingkungan ditempat perusahaan itu beroperasi akan menentukan apa yang harus dikerjakan oleh perusahaan tersebut untuk mencapai keberhasilan.
Nilai-nilai merupakan konsep dasar dan keyakinan suatu organisasi.
panutan dan keteladanan , orang-orang yang menjadi panutan atau teladan karyawan liannya karena keberhasilannya.
Upacara-upacara , acara-acara rutin yang diselenggarakan oleh perusahaan dalam rangka memberikan penghargaan pada karyawan.
Network, jaringan komunikasi informal di dalam perusahaan yang dapat menjadi saran penyebaran nilai-nilai budaya.

Perusahan-perusahan dengan budaya yang kuat biasanya dinilai dan dirasakan pihak lain yang telah memiliki gaya tertentu, misalnya “ cara melakukan sesuatu pada Procter & Camble atau Johnson &Johnson . Mereka sering menjadikan nilai-nilai yang dianut bersama semacam kredo atau pernyataan misi dan secara serius mendorong para manajer untuk mengikuti pernyataan tersebut.


Kekuatan Budaya Berhubungan Dengan Dengan Kinerja

1. Penyatuan tujuan. Dalam perusahaan dengan budaya yang kuat , karyawan cenderung berbaris mengikuti penabuh gendrang yang sama.
2. Budaya yang kuat sering dikatakan membantu kinerja bisnis karena menciptakan suatu tingkatan yang luar biasa dalam diri para karyawan.
3. Budaya yang kuat membantu kinerja karena memberikan strutur dan control yang dibutuhkan tanpa harus bersandar pada birokrasi formal yang kaku dan yang dapat menekan motivasi dan inovasi.

Kamis, November 15, 2007

Handout OP pt ke-6

Handout Organisasi Perusahaan Pertemuan Ke-6
Dosen: Dra. Yasnimar Ilyas, M. Si.


KONFLIK DALAM ORGANISASI

Konflik bisa dikatakan sesuatu yang dapat merusak, namun adanya kemajuan, inovasi dan kreativitas bisa dipicu oleh karena adanya konflik. Adapun makna konflik yang sebenarnya adalah dua kelompok yang bertentangan, baik secara terbuka maupun latent (tersembunyi).
Ada dua pandangan konflik seperti yang diidentifikasikan oleh Robbins.
Pandangan Tradisional
Pandangan tradisional memandang konflik sebagai sesuatu yang merusak sehingga harus dihindari. Pada pandangan ini konflik dipersamakan dengan irasionalitas, kekerasan dan kehancuran.
Pandangan Interaksionis
Pandangan Interaksionis memandang bahwa konflik adalah sesuatu yang perlu dalam organisasi, sebab konflik akan merangsang perubahan dalam organisasi dan mendorong organisasi untuk terus menerus belajar (learning). Tidak semua konflik bisa menciptakan perubahan, hanya konflik konflik fungsional saja yang mampu merangsang terjadinya perubahan. Konflik fungsional akan merangsang organisasi untuk kritis terhadap dirinya sendiri dan lebih inovatif, sedangkan konflik yang destruktif akan merangsang organisasi menjadi kacau dan tak kooperatif.

SUMBER-SUMBER KONFLIK

Terlebih dahulu kita mencari sumber konflik itu sendiri, apakah bersumber pada struktur atau pada individu dan sikap?. Jika konflik itu bersumber pada struktur maka dapat diselesaikan melalui tiga cara, yaitu:
a. Melakukan perubahan pada struktur;
b. Meningkatkan peranan integrasi;
c. Menyesuaikan hierarki kewenangan dengan kebutuhan organisasi.

Bersambung ...